Banyak masyarakat tidak mengerti perbedaan mudik dan pulang kampung

Banyak masyarakat tidak mengerti perbedaan mudik dan pulang kampung

24/04/2020, April 24, 2020

Sinarberitanews.co.id, JAKARTA - Terkesan wawancara ini ada misi yang mau dijalankan Najwa S. terlihat judul awal wawancara eksklusif berubah menjadi acara infotaemen Matanajwa, saya tidak tau, apa misinya menjatuhkan atau menyemangati bangsa yang lagi terpuruk, biarlah dia dengan Tuhan-nya yang tau.
Berulang ulang saya putar vidio wawancara ini, agar saya objektif dalam menilai dan saya menemukan Presiden Jokowi menjawab dengan tegas, tanpa mengatur kata kata seperti orang lain dan apa adanya tanpa menyalahkan orang lain, juga tidak membatasi arah pertanyaan bahkan Najwa dugaan terkesan mau menggiring kesalahan, seperti adanya dualisme perbedaan antara Menkes dan Mentri Perhubungan, tapi Najwa lupa di lapangan sudah final Ojek Online (Ojol) tidak dapat lagi membawa penumpang demi kesehatan bersama dan Presiden mengatakan akan melihat situasi di lapangan.
Uniknya lagi  judul wawancara "Jokowi diuji Pandemi, tapi yang viral hasil wawancara "Mudik dan Pulang Kampung" .
Bangsa ini memang lagi demam nyeleneh dan suka nyinyir, anehnya yang mewancarai juga kayak kehabisan pertanyaan karena semua pertanyaan dapat dijawab Presiden Jokowi dengan baik apa adanya. Anehnya, kelas Najwa turun terhempas ke bumi, yang katanya suka mewawancara pemimpin dunia, tapi masak iya pertanyaan seorang wartawan yang katanya senior kepada seorang Presiden, yaitu apa perbedaan mudik dengan pulang kampung kan aneh. Najwa kalau mau cerdas cermat langsung saja ke sekolahan diskusinya biar seru, ujar Untung Tampubolon
Saya pernah wawancara baru-baru ini dengan kuli bangunan (mandor dan tukang) dan pedagang warung tegal (Warteg) dan pedagang sayur keliling yang sepi order, mereka mengatakan akan pulang kampung karena sepi (bukan mudik), sebaliknya kata mudik lajim dipake waktu lebaran yang sifatnya silaturahim.
Jadi penjelasan atau jawaban  Presiden Jokowi sudah benar, karena yang pulang duluan itu pulang kampung bukan mudik, Najwa  karena lebaran masih 1 bulan lagi paham? Ingat Indonesia ini kaya bahasa daerah yang kadang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang seolah-olah  kalian buat kitab suci, tutur Tampubolon kepada Sinar Berita News.
Saya tidak bilang Presiden Jokowi tidak bisa dikritisi tapi, mari kita kritisi kinerjanya dengan bukti, tidak dengan perasaan maupun pesanan lawan, seperti diduga Najwa menayakan permintaan Anis agar Kereta Api (KA) diberhentikan, tapi, tidak mempersiapkan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) seperti yang dijelaskan Jokowi. Ini Kepala Daerah yg tidak smart namanya, bukankah ini menimbulkan konplik baru?
Seharusnya Anis memakai Motto  Pegadaian menyelesaikan masalah tanpa masalah.
Tadinya saya mengharap Najwa lebih mengexplorasi strategi Jokowi dalam menghadapi Pandemi Covid-19, seperti apabila PSBB tidak ampuh, apa ada strategi baru mengingat bangsa ini memang rada susah diatur dengan aturan. Anehnya, lebih ampuh dengan sanksi fisik,  sementara bangsa lain taat kalau pemerintahnya sudah menghimbau apalagi dengan aturan.
Sebagai rakyat kecil, saya bisa memaklumi keputusan kepala pemerintahan tidak selalu bisa memuaskan semua pihak, hampir 280 juta kepala penduduk Indonesia, tetapi  ini kepala tidak selalu sama, banyak yang taat aturan sesuai kontitusi bernegara, tidak sedikit yang nyeleneh, sedikit yang rasis dan ada segelintir  yang isi kepalanya doyan provokasi.
Saran buat Najwa, sudah waktunya anda turun ke kepala-kepala daerah, bagaimana mereka menyikapi Pandemi, tanyakan bagaimana sinergitas daerah dengan pusat, dimana kendalanya, bagaimana Corporate Social Responsiblity (CSR) yang diterima kepala daerah dan bagaimana Anggaran Pendapatn dan Belanja Daerah (APBD) mereka dalam menyikapi Pandemi apa tepat sasaran, itu yg harus anda ungkap ke publik.
Indonesia ini cukup luas, lihat DKI yang satu atap dengan Pusat tapi sepertinya Anis susah diatur, kayak anak lahir sungsang. Ingat kasus Pandemi Covid-19, bukan Indonesia saja terdampak tapi seluruh dunia dan beban ini tidak mutlak hanya dipundak Jokowi.
Mari kita sama-sama bergandeng tangan dengan mengikuti instruksi pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 dan ingat berdoa kepada sang pencipta, jangan  cuma nyeleneh dan nyinyir, tutup Untung Tampublon yang sering diminta wartawan tanggapannya dalam berbagai masalah. (Pas/Redpel)

TerPopuler