Diminta BPK dan Kejaksaan Mengaudit Proyek Binamarga 0-3 Tanggamus, Diduga Sarat Permasalahan

Diminta BPK dan Kejaksaan Mengaudit Proyek Binamarga 0-3 Tanggamus, Diduga Sarat Permasalahan

07/02/2022, Februari 07, 2022


TANGGAMUS, sinarberitanews.com -- Ketua Komisi 3 DPRD Tanggamus, Iskandar buang selah tak mau menanggapi, terkait proyek kualitas buruk, alasan sedang berada di Pulau Jawa, sedang dinas luar daerah, namun tak kunjung juga pulang setelah beberapa hari kemudian, tetap saja tidak ada tanggapan seakan sengaja bungkam, karena dikonfirmasi via ponsel juga tak menjawab.



"Nanti saja klo saya sudah pulang dari DL nanti kita ngobrol," jawab Iskandar, namun tidak dijelaskan kapan pulangnya. Namun masyarakat minta Badan Pemeiksa Keuangan (BPK) dan Kejaksaan untuk mengaudit dan memeriksa Dinas PUPR Kabupaten Tanggamus, supaya terang benderang, ujar warga yang tidak bersedia disebut jati dirinya.



Berbeda dengan Kabid Bina Marga Dinas (PUPR) Kabupaten Tanggamus, Bowo tidak bisa dikonfirmasi, baik via ponsel atau didatangi ke kantornya beberapa kali selalu beralasan staf di kantornya Dunas PU sedang tugas luar, bahkan untuk mengetahui Pejabat Pembuat Komitmwn (PPK) proyek atau pengawasnya saja tidak bisa, selalu ditutupi petugas Satpol - PP yang berjaga di kantor Dinas PU setempat.


Terkesan pejabat Dinas PU Tanggamus dinilai sengaja pembiaran kondisi proyek hotmix yang diduga kualitas buruk. Bahkan proyek ini diduga kurang Volume, karena anggaran Rp.5,6 miliar hanya membangun hotmix sepanjang 3,4 Kilometer saja.


Pada pemberitaan sebelumnya, proyek yang diduga dikerjakan asal jadi yang diketahui milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Kabupaten Tanggamus, milik Bidang Bina Marga, Paket-03 anggaran tahun 2021 dengan nilai milyaran rupiah, yang berada di ruas jalan Pekon Gading Pertiwi menuju Pekon Tamansari, Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, Lampung, karena baru saja seumur jagung jalan hotmix dukerjakan, sudah mulai rusak kembali, aspalnya retak-retak bahkan ada yang mengelupas, ada puluhan titik.


Proyek yang baru seumur jagung ini aspalnya banyak yang retak-retak, jika dihitung ada puluhan titik, bisa dipastikan penyebab terjadinya retak-retak aspalnya, karena kualitas bangunan jalan yang asal jadi. Hal ini disebabkan pembiaran dari Dinas terkait atau minimnya pengawasan karena kuat dugaan ada main mata antara rekanan dan oknum Dinas PU setempat.


Menilisik retaknya aspal hotmix yang masih baru itu, bukan karena dilalui kendaraan bermuatan berat, jalan ini jarang dilintasi kendaraan bertonase berat. Namun lebih mudah rusak karena kualitas jalan yang buruk, selain lapisan aspal hotmix yang tipis juga aspal kuncian lapen bagian bawah hotmix memang tidak ada aspalnya sehingga sangat mudah retak dan hancur.


Menurut sumber warga setempat yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, proyek aspal hotmix ini diketahui milik Bina Marga-03 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tanggamus, yang diketahui Kabidnya bernama Bowo, sumber tahu karena Bowo pernah datang pada saat pelaksanaan pekerjaan dilakukan, ungkap sumber bercerita seraya ungkapkan kekecewaan akan kualitas jalan yang jelek.


Selain itu, sumber menjelaskan, proyek ini masih baru seumur jagung, namun sudah rusak, memang benar, saat ini masih dalam pemeliharaan pihak rekanan, tetapi walaupun demikian, jika kualitas buruk, begini diyakini jalan ini tidak punya kekuatan dan tidak bertahan lama. Ada kecurigaan proyek tidak sesuai dengan RAB, diprediksi rekanan mencari untung besar.


Bahkan sumber juga menjelaskan, informasi awalnya proyek di ruas jalan ini akan dibangun sepanjang 6 Kilometer, tetapi entah kenapa hanya 3,4 Kilometer saja dikerjakan, dengan semen bahu jalan sepanjang 1,7 Kilometer. Melihat kondisi jalan dengan besarnya jumlah anggaran ditengarai ada dugaan korupsinya pada proyek ini, karena anggaran besar, tapi pekerjaan tidak sesuai. Bahkan dicurigai volume pekerjaan kurang, jika melihat besaran anggaran yang dikerjakan.


"Sumber menjelaskan, seharusnya pengawasan Dinas PU Tanggamus bisa memaksimalkan pekerjaan rekanan seperti ketebalan aspal hotmix. Secara umum masyarakat mengetahui, yang seharusnya ketebalan hotmix itu 5 cm, sementara bisa dilihat, bahwa kondisi aspal hotmix sangat tipis sekali. Ini perlu perhatian semua pihak, karena istilahnya ini diduga korupsi terstruktur namanya," kata sumber.


Diketahui proyek hotmix ini dengan kode BM-03, dengan nomor kontrak 600/001/BM-03/24/2021, dengan nilai pagu anggaran proyek Rp.5.673.017.000,- dikerjakan rekanan CV.NACITA KARYA, dengan konsultan pengawas PT.BUMI KARYA KONSULTAN. (MERLIYANSYAH)

TerPopuler