Kesaksian Kisah Kehidupan Pdt Fritz Manampiring Yang Disiksa Kelompok Mengaku Beragama

Kesaksian Kisah Kehidupan Pdt Fritz Manampiring Yang Disiksa Kelompok Mengaku Beragama

28/03/2022, Maret 28, 2022


Oleh: Pahala Pasaribu Pemimpin Redaksi sinarberitanews.com Jakarta

KEJADIAN yang dialami Pdt Fritz Manampiring yang menjadi Hamba Tuhan yaitu Pdt. Jemaat GPdI di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Kejadian yang sangat memilukan itu terjadi pada tahun 1994 di Gereja GPdI Jemaat Bantar Gebang, Kota Bekasi. Dimana Pdt. FRITZ tersebut dianiaya, dihajar dan dipukuli dan ditelanjangi sekelompok orang, berjumlah kurang lebih 70 orang tak dikenal.



Sekitar 70 menit kurang lebih dia dihajar habis-habisan  oleh oknum-oknum yang mengatas namakan salah satu agama yang disahkan pemerintah Indonesia. Pdt Fritz pada saat itu sudah dianggap tidak hidup lagi, karena parahnya siksaan dari kelompok yang tidak dikenal itu. Darahnya bercucuran kemana-mana Rahang kiri kanan retak dan hancur. Dia ditelanjangi, tak sehelai benangpun tidak menempel di tubuhnya. Dia dibakar, iapun merasa kepanasan, namun tidak terbakar, seperri ada yang menjaganya dari jilatan nyala api itu.



Dalam kesaksian Pdt. FRITZ, dia dibawa ke RSUD Kota Bekasi, tetapi pihak pelaku kelompok penganiayaan itu rupanya sudah memblokir semua Rumah Sakit di Kota Bekasi, begitu juga pihak Polisi setempat ikut melarang untuk penyembuhan Pdt. Fritz, sehingga semua menolak dan tidak mau mengobati dan merawatnya. Karena semua RS itu menolak sehingga dibawa ke RS Cikini, Jakarta. Pdt Fritz dirawat selama Sebulan 10 hari. Tetapi pengakuan Pdt. Fritz semua penyakitnya disembuhkan Yesus Kristus dalam tempo 3 hari. Semua dokter dan dokter ahli RS Cikini terperangah dan bingung menyaksikan kesembuhan penyakit Pdt. Fritz yang dinilai tidak akan bisa sembuh.




Seperti misalnya, 4 saraf mata kanan Pdt. FRITZ putus dan rusak, dokter sudah memvonis tidak bisa lagi penglihatan mata kanan Pdt. Fritz normal, para dokter sudah memastikan akan mengalami kebutaan selamanya. Tetapi Yesus Krustus berkehendak lain, penglihitan Pdt Fritz sampai sekarang normal saja, bahkan tidak pernah bermasalah sejak peristiwa itu.

Muzijat yang terjadi. Ketika Pdt Fridz dan istrinya sudah dikepung orang-orang tak dikenal itu. Namun mereka berdua masih bertahan sementara di salah satu ruang kamar. Pintu kamar, selain dikunci Pdt. Fritz juga menahan dari dalam, tetapi Pdt. Fritz tidak kuat menahan dorong kelompok yang akan membunuhnya, hingga Pdt. Fridz melepaskan dan kamar itu terbuka lebar. Ketika istri Pdt. Fritz keluar menuju ruang makan, ternyata sudah ratusan orang di ruang makan tersebut, tidak ada celah dan istri Pdt. Fritz tidak bisa sama sekali lewat.

Istri Pdt. Fritz rupanya dipenuhi kuasa Tuhan atau api Roh Kudus dan berseru dalam 


nama Yesus, semua yang ada dalam ruang makan itu menjadi kaku, tidak bisa bergerak. Habis itu, istri Pdt. Faritz keluar mau melapor ke Polisi, namun dicegah orang - orang kelompok yang ingin membunuh Pdt. Fritz. Tapi istri Pdt. Fritz kembali berseru lagi dalam nama Yesus, semua orang yang mengejar dan mencegahnya rebah dan tidak dapat mengejarnya.

Tinggal sendirian Pdt. Fritz - lah yang disiksa yang mengaku orang beragama itu, ditonjok, disundut pakai api rokok, ditampol pakai balok, bahakan 4 kali ditusuk pakai pisau tetapi tidak mampan. Di situlah kuasa Tuhan Yesus Kristus kepada Pdt Fridz sehingga memiliki kekebalan tubuh dan tidak bisa ditusuk pisau kelompok gerombolan tersebut. Diakui Pdt. Fritz, matanya ditutup, tangan dan kaki diikat, pakaian dilucuti, hingga kancut atau celana dalam (CD). Tetapi, ketika Pdt.Fritz berseru kepada Tuhan semua ikatan dan tutup mata terlepas secara tiba-tiba. Saat itulah Pdt. Fritz kembali mengenakan pakaiannya, karena tak sehelai benangpun menempel di tubuh Pdt. Fritz.

Peristiwa yang sangat berat yang menimpa Pdt. Fritz Manampiring ini, perlu menjadi renungan bagi masyarakat Indonesia. Jangan kita mengakui dir8 kita beragama, tapi menyiksa orang. Tidak ada ajaran agama manapun di dunia ini yang menfajarkan menyiksa orang beda agama. Selalau mengajarkan hidup dalam kedamaian. Pekerjaan iblislah yang melakukan seperti itu. Fakta menyatakan, bahwa pemerintah tidak tegas untuk menindak orang-orang yang melakukan penindasan terhadap sesamanya. Termasuk masyarakat Indonesia sebagian besar tidak mau tunduk terhadap UU yang memberi kebebasan terhadap masyarakat untuk memilih kepercayaan atau agama masing-masing.



TerPopuler