JAKARTA, sinarberitanews.com -- Hingga saat ini agresi militer Rusia ke Ukraina terus terjadi. Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sudah dilakukan sejak 24 Februari 2022 kemarin.
Lantas bagaimana awal mula perang Rusia dan Ukraina? Penyebab Rusia dan Ukraina terus memanas, berakar dari perebutan semenanjung Crimea antara Ukraina dan Rusia.
Posisi Crimea sangat strategis membuat daerah ini menjadi wilayah konflik. Kondisi Ukraina memburuk ketika pada 2013 negara ini dilanda krisis politik.
Pada saat itu, Ukraina yang dipimpin Presiden Viktor Yanukovych diinformasikan pro terhadap Rusia untuk meredakan konflik yang selama ini sudah terjadi di kedua negara termasuk di wilayah Crimea.
Ia membuat kebijakan kontroversial: menolak perjanjian asosiasi antara Ukraina dan Uni Eropa. Hal itu untuk merekatkan hubungan Kyiv dan Moskow.
Kecaman pun datang dari rakyat Ukraina sendiri. Sehingga pada Februari 2014, Parlemen Ukraina melengserkan Yanukovych.
Pelengseran ini mendatangkan konflik baru, terbelahnya menjadi dua kubu, pro-Rusia atau pro-Uni Eropa.
Dukungan terhadap Rusia kebanyakan datang dari politikus dan masyarakat Crimea. Sementara pihak yang bertentangan adalah mereka yang mendukung pelengseran Yanukovych di Ukraina daratan.
Selanjutnya masyarakat Crimea pernah meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan konflik dalam negeri.
Hingga kemudian, Rusia menempatkan pasukannya sebagai langkah penyelesaian masalah.
Hal itu malah justru dituduh warga Ukraina sebagai strategi untuk mengambil Crimea.
Penempatan pasukan Rusia ini pun menimbulkan adanya pemberontakan separatis di wilayah itu.
Kini, Presiden Putin telah mendeklarasikan perang. Ibukota Kyiv dan beberapa kota lainnya di Ukraina telah dibom, yang membuat masyarakat Ukraina diimbau untuk menyelamatkan diri.
Presiden Ukraina telah meminta kepada Rusia untuk adanya perundingan.
Namun belum adanya kata sepakat jelang perundingan itu membuat agresi militer Rusia di Ukraina belum berhenti. (Red)