KOTA BEKASI,sinarberitanews.com- Yayasan Kebudayaan Orang Bekasi (Koasi) bersama Kecamatan Pondok Melati menggelar _Lebaran Betawi 2023_ bertajuk _Festival Ngejotin_ yang bertempat di lapangan Yayasan Pendidikan Fisabilillah (Yasfi), Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Sabtu (22/07)
_Festival Ngejotin_ mengacu pada tradisi _Ngejotin_ turun temurun yang dilakukan warga sekitar Kampung Sawah, yakni sebuah kearifan lokal yang memiliki makna perwujudan suka cita, persaudaraan, dan kebersamaan, sehingga tujuan digelarnya festival tersebut adalah untuk melestarikan dan menjaga tradisi kearifan lokal khas Kota Bekasi.
Selain bertujuan untum melestarikan tradisi, _Festival Ngejotin_ dimeriahkan dengan berbagai pertunjukkan Seni dan Budaya, seperti penampilan Tari Topeng, Palang Pintu, Lenong, Pencak Silat, dan penampilan menarik lainnya yang dilengkapi dengan bazaar UMKM yang menyajikan sajian kuliner yang beragam.
Plt. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto berkesempatan hadir langsung sekaligus mengapresiasi atas digelarnya _Festival Ngejotin_ yang mampu menjadi ajang postif sebagai tempat bersilaturahmi dan berkumpul bagi semua warga dari berbagai lapisan dan dari beragam Suku, Ras, dan Agama.
"Kota Bekasi memiliki Sumber Daya Manusia yang hebat dimana rasa kepedulian, kebersamaan, dan kegotongroyongannya, serta rasa toleransinya sangat tinggi, dan sudah terbukti secara Nasional atas raihan sebagai Kota Toleran Peringkat Ke-3, terbukti dengan hari ini semua berkumpul di sini, berbeda-beda namun tetap satu, dan hal tersebut merupakan dasar untuk semakin membangun Kota Bekasi menjadi kota yang besar, aman, damai, dan majemuk " ungkap Tri Adhianto.
Terlebih lagi, Kampung Sawah merupakan kawasan Segitiga Emas dimana terdapat tiga rumah ibadah yang saling berdekatan. Jaraknya tak lebih dari 100 meter. Masing-masing Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, Gereja Kristen Pasundan (GKP) milik umat Protestan dan Gereja St. Servatius kepunyaan umat Katolik.
Kampung Sawah juga dijuluki sebagai Kampung Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dengan keberadaan beberapa tempat ibadah beda Agama secara berdekatan namun tidak menjadi polemik warganya. Hal ini menandakan warga di kampung ini sangat menjunjung tinggi toleransi beragama, menjaga persaudaraan satu sama lain tanpa memandang suku, agama, ras, serta antar golongan.
Menurut Tri Adhianto, julukan Kampung Pancasila merupakan suatu prestasi tersendiri dan Ia berharap agar kerukunan antar umat beragama di Kota Bekasi dapat terus terjaga dengan baik. Ia menyebutkan, "toleransi antar umat beragama menjadi warna tersendiri bagi Kota Bekasi yang perlu kita jaga kerukunannya agar kehidupan bermasyarakat menjadi lebih harmonis demi terwujudnya Kota Bekasi yang ihsan," imbuhnya.
Terakhir, Tri juga berpesan, "agar terwujudnya lingkungan yang harmonis dan rukun, perlu kesadaran tinggi untuk saling guyub, tidak membeda-bedakan, maka penting bagi kita semua untuk mempererat silaturahmi, sehingga dapat terbina hubungan yang baik tanpa perselisihan," pungkasnya.
(Redaksi)