BOJONGKULUR, sinarberitanews.com- Isu sampah semakin menjadi masalah serius di berbagai wilayah Indonesia, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 21 Universitas Islam Negeri Jakarta berkolaborasi dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) menyelenggarakan seminar pengelolaan sampah. Dengan mengangkat tema “Mengolah Sampah Jadi Berkah”, pada Hari Kamis, (8/8/2024) di Dermaga 6, Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Seminar yang dibawakan oleh narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) ini dapat menghadirkan sebanyak 52 peserta yang berasal dari Bank Sampah dan Komunitas Ramah Lingkungan (KRL) Desa Bojongkulur.
Tak hanya sekadar penyampaian materi, seminar ini juga ditujukan mengedukasi masyarakat agar mampu mengolah sampah mandiri.
“Secara prioritas, masalah pengelolaan sampah ini sangat penting ya. Sehingga memang harus kita mulai dari sekarang, terutama dengan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah” ungkap Usman Firdaus, Ketua Mat Peci.
Paradigma lama pengelolaan sampah yakni “Angkut dan Buang” sudah sedikit demi sedikit dihilangkan. Kini, sampah dilihat sebagai sumber daya yang dapat dipilah dan di daur ulang, sehingga bisa bermanfaat kembali dan menciptakan ekonomi sirkular.
“Karena untuk penyelesaian masalah sampah itu harus dari hulu ke hilir ya. Yang terpenting adalah masyarakat memahami bahwa masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama,” jelas Asep Setiawan, Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3) di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Asep juga menjelaskan untuk menyelesaikan persoalan sampah tidak hanya aspek pemerintah, tetapi harus semua pihak stakeholder, yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pihak Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, dan masyarakat sebagai kuncinya.
Adapun, program pemberdayaan sampah ini sudah berlangsung di desa Bojongkulur dengan hadirnya kegiatan Bank Sampah dan Komunitas Kampung Ramah Lingkungan (KRL).
“Jadi sebelum kegiatan ini, kita sudah berjalan sembilan Bank Sampah dan Komunitas Kampung Ramah Lingkungan (KRL) yang ada di Desa Bojongkulur. Tetapi, acara hari ini sangat memukau seluruh aktivis lingkungan, bahwa isu sampah ini memiliki tantangan dan peluang,” jelas Firman Riansyah, Kepala Desa Bojongkulur.
Firman juga berpesan, kepada warga desa Bojongkulur yang selama ini aktif mengelola sampah untuk terus semangat mengajak warga yang belum tergerak dan selalu berkoordinasi dengan pihak desa untuk membentuk Bank Sampah Induk. Dengan begitu, Gerakan Bank Sampah ini semakin meluas di desa Bojongkulur dan semakin berperan penting untuk mengurangi sampah yang ada, tambahnya.
Kegiatan ini ditutup dengan praktik pembuatan Tempat Sampah Ramah Lingkungan yang disampaikan oleh mahasiswa KKN 21 UIN Jakarta dengan menggunakan barang-barang bekas seperti ember. Kemudian diberikan penanda untuk pemilahan kategori sampah, yakni organic, non-organik, dan B3.
Pihak Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) sebagai partnership pada seminar ini juga memberikan afirmasi positif kepada mahasiswa yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.
“Seminar ini adalah seminar terbaik yang diadakan mahasiswa sejauh ini. Kalian bisa memilih tema yang pas dengan kebutuhan masyarakat, juga dpaat menghadirkan pembicara tingkat nasional. Semoga menjadi amal kebaikan kalian bagi desa Bojongkulur," ungkap Puarman ketua KP2C. (HS).