Kerusakan jaringan saraf mata dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan melihatnya alias kebutaan. Salah satu hal yang dapat mengakibatkan rusaknya jaringan saraf pada mata yaitu karena glaukoma.
Nah, buat Anda yang ingin tahu apa itu glaukoma, penyebab, dan juga cara mencegahnya, yuk simak rinciannya di bawah ini.
Glaukoma merupakan kondisi penyakit pada mata yang mengalami kerusakan saraf optik. Fungsi saraf optik sendiri yaitu sebagai jalur yang mengirimkan informasi visual dari mata ke otak sehingga menjadikan seseorang dapat melihat.
Apa Itu Glaukoma?
Jadi, saat saraf ini rusak, maka akan mengakibatkan terganggunya penglihatan yang dapat berujung pada kebutaan.
Penyebab utama seseorang terkena kondisi ini yaitu karena tekanan bola mata yang tinggi, meningkat di atas 20 mmHg. Namun pada kasus tertentu, tekanan mata yang normal pun dapat mengakibatkan kondisi ini khususnya bagi orang-orang dengan usia di atas 60 dan memiliki riwayat genetik yang menurun.
Sering kali penyakit ini terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya gejala lain yang menyertainya. Penderita dapat tiba-tiba mengeluhkan kebutaan baik hanya kebutaan sebagian maupun menyeluruh. Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangatlah dibutuhkan. Secara umum, jenis glaukoma dibedakan menjadi:
Sudut tertutup
Sudut terbuka
Sekunder
Kongenital
Nama
Glaukoma (glaucoma)
Gejala Utama
Mata merah, kaburnya penglihatan, kebutaan
Dokter Spesialis
Dokter spesialis mata
Penyebab Utama
Tekanan bola mata meningkat, lanjut usia, kondisi penyakit tertentu
Diagnosis
Pemeriksaan fisik, cek tahap lanjut, dan juga wawancara medis
Faktor Risiko
Usia lanjut, riwayat/keturunan keluarga, ras/etnis tertentu
Pengobatan
Penggunaan tetes mata, operasi glaukoma
Pencegahan
Pola hidup sehat, hindari caffeine, hindari yang membuat mata tegang
Faktor Risiko
Terdapat berbagai macam faktor risiko yang menjadikan seseorang lebih rentan terhadap glalukoma. Di antaranya yaitu sebagai berikut ini:
Berusia lanjut (lebih dari 60 tahun).
Orang dengan etnis berupa African American atau American Latin lebih berpotensi mengalami glaukoma sudut terbuka.
Orang dari Asia Selatan dan penduduk asli Alaska lebih berpotensi mengalami glaukoma sudut tertutup.
Punya riwayat keluarga yang memiliki glaucoma (baik dari orang tua maupun saudara kandung).
Punya riwayat penyakit tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, anemia sel sabit.
Penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti obat tetes kortikosteroid.
Cedera pada mata
Orang dengan kondisi minus/plus tebal
Mengacu pada laman Healthline, bahwa salah satu jenis glaukoma yang paling umum yaitu berupa open angle glaucoma atau glaukoma sudut terbuka. Jenis ini umumnya tidak memiliki gejala lain kecuali kehilangan penglihatan dari waktu ke waktu, sehingga sering disebut sebagai “pencuri penglihatan”. Penderita penyakit ini akan mengalami kehilangan lapang pandang yang dimulai dari perifer, kemudian berjalan perlahan hingga ke tengah, hingga akhirnya hilang keseluruhan. Jadi penting sekali untuk memeriksakan kesehatan mata secara rutin.
Lalu, ada juga acute angle closure glaucoma atau disebut juga sebagai glaukoma sudut tertutup (narrow angle glaucoma). Kondisi ini termasuk darurat dan membutuhkan penangan medis sesegera mungkin.
Berikut beberapa gejalanya:
Nyeri padamata
Mata merah
Mual dan muntah
Penglihatan kabur secara mendadak
Terdapat lingkaran pelangi saat melihat sumber cahaya
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter dapat mendiagnosis kondisi ini melalui beberapa metode seperti wawancara medis untuk menanyakan riwayat kesehatan beserta keluhannya. Juga dilakukan pemeriksaan fisik di area mata untuk melihat apakah terdapat ciri-ciri glaukoma ataukah tidak.
Selain itu, dilakukan pemeriksaan lanjutan juga dengan beberapa metode berikut ini:
Tes tonometry
Funduskopi
Gonioskopi
Tes perimetry
Pachymetry test
Scan jaringan saraf optik
Pencegahan
Tidak setiap kondisi glaukoma bisa dicegah terlebih apabila kondisinya berasal dari genetik atau keturunan. Namun, kita bisa menjaga kesehatan mata dengan cara sebagai berikut:
Periksa kesehatan mata secara rutin ke dokter, terutama bagi yang memiliki faktor risiko glaukoma.
Olahraga secara rutin.
Istirahat yang cukup.
Batasi minuman kafein dalam jumlah tinggi.
Perbanyak makanan kaya antioksidan, vitamin C dan vitamin A
Hindari penggunaan obat tetes mata sembarangan, terutama yang mengandung kortikosteroid
Pengobatan Glaukoma
Secara medis, pengobatan glaukoma bisa dilakukan melalui berbagai metode di antaranya:
Pemberian obat tetes mata dengan kandungan travoprost, pilocarpine, atau timolol.
Pemberian obat oral acetazolamide
Tindakan laserglaukoma.
Trabuculectomy(tindakan operasi untuk menurunkan tekanan intraokular pada mata).
Komplikasi
Glaukoma menjadi penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak. Jadi, komplikasi kebutaan ini tidaklah main-main bahkan tidak mesti bisa disembuhkan secara medis. Oleh karena itu, pengecekan
Anda dapat mengunjungi dokter spesialis mata apabila muncul gejala glaukoma seperti mata yang memerah, nyeri, dan penglihatan yang kabur. Untuk kondisi seperti terjadinya penurunan daya penglihatan secara mendadak, maka Anda perlu menghubungi layanan gawat darurat.
Narasumber:
dr. Almubdi Jaya, Sp. M
Spesialis Mata
Primaya Hospital Bhakti War
Dito-Kota Bekasi